Sabtu, 29 Juni 2013

Just Say Sorry


Beberapa hari yang lalu kita bertengkar. Aahh, lebih tepatnya aku yang mencari perkara. Aku marah karena tersinggung dengan ucapanmu, hanya itu permasalahannya. Ditambah kamu yang gak cepet-cepet ngerespon marahku, alhasil pikiranku kemana-mana. Hhh.. selalu seperti itu. Aku yang salah. Aku marah pada diriku sendiri, yang tidak bisa mengendalikan emosi dan perasaan. Marah sekali. Sampai akhirnya pikiranku kembali tenang, dan ternyata kamu ngajak putus. Oh nooooo...
Nggak mau lagi deh aku kehilangan kamu. Aku yang salah, aku pantas mendapat peringatan seperti itu dari kamu. Tapi aku paling gak betah dengan diam kamu. Beneran deh, aku paling gak betah kalo didiemin. Hhhh... 

Haduh, haduh, haduh..
Sudah tau kamu sibuk, bingung, banyak masalah, aku masih nambahin masalah kamu. Egois banget kan aku. Maaf, sampai sekarang aku masih belum bisa menahan emosi dan memahami kamu. Mungkin karena pengaruh jarak dan komunikasi, maaf...
Sekarang, entah sudah berapa hari kita diem, aku tetap memberimu kabar via FB. Karena nggak pengen ganggu kamu dengan bunyi hape. Aku juga gak tau apa kamu masih marah ma aku ato nggak, yang jelas aku nolak kita putus ataupun break. 
Harusnya aku tau apa konsekuensi kembali memiliki kamu, tapi ternyata aku masih saja  tidak bisa memahami kamu, maaf...
Ya sudah, sekarang semoag saya benar-benar jera dengan kesalahan saya satu ini. Semoga saja kita menjadi lebih baik. Aamiin..
Love you, A..
:)

Sabtu, 08 Juni 2013

Dari Dulu Sampai Tak Terhingga

Dia berjalan di sampingku, mengikuti lebar langkahku walau sebenarnya kakinya bisa saja lebih lebar melangkah. Dia menanyakan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar kedatanganku ke kota itu. Dia tersenyum dan tertawa setiap kali aku mengeluhkan sikap seseorang yang merupakan teman sekamarnya. Entah apa yang lucu menurut dia, padahal aku benar-benar kesal. Dia sangat baik dan hangat, sebut saja dia "F". Tapi tak lama kemudian dia menghilang sama seperti masa laluku yang juga hilang entah kemana. Ingin hati mencarinya, namun keterbatasan informasi membuat semuanya gelap.
Hingga suatu hari, dia muncul dalam jejaring sosial, membuatku hampir saja berteriak bahagia di balik batas komputer umum (saat itu modem masih belum tercipta kali yaaa, hehehe...). Yang membuatku hampir saja pingsan di tempat adalah saat dia meminta nomor hapeku. Serius, aku seneng banget, karena memang itu yang aku mau, meninggalkan jejak, hehehe.... Jadilah kami saling mengirim pesan singkat. Hampir setiap hari, selalu ada perhatian kecil darinya yang membuat aku merasa 'hidup' kembali.
Di lain cerita, salah seorang temanku meminta tolong untuk mengenalkan dia dengan seorang laki-laki, ceritanya aku diminta jadi agen mak comblang buat dia. Tiba-tiba saja aku teringat "F", aku pikir mereka bisa saja saling mengenal dan mungkin saling menyukai kepribadian masing-masing (tapi jujur saja, saat itu sebenarnya aku yang berharap dapat mendekati "F" ^.^). Baru saja aku aku mengutarakan niatku, "F" membuatku hampir berteriak bahagia di dalam kamar kos. Pasalnya, "F" mengirim pesan singkat, "Kenapa nggak dengan pean aja?" ketika aku bertanya, "Mau ya kenalan dengan temenku? Dia cari pacar. Siapa tau aja kalian cocok."
Eeeee... gilaaaaa.. semua berawal dari situ, jadilah percakapanku dengan "F" semakin meruncing dan semakin ke arah yang aku mau (^.^)
Singkat cerita, jadilah aku dan "F" menyandang status "berpacaran" (senengnyaaaaa setelah sekian lama menjadi penggemar dia >.<)
Sekarang, sudah menjadi tahun kedua sejak kejadian itu, tahun kedua aku mengenalnya, tahun kedua aku melewati banyak pertengkaran dengan dia. Tak mudah menyamakan prinsip dan perbedaan sifat kami. Ada saja pertengkaran yang terjadi. Aku, dengan sifatku yang super manja, menuntut dia untuk selalu perhatian padaku walaupun aku tahu dia sangat sibuk. Bayangkan, betapa egonya aku. 
Curiga dan jenuh adalah sifat alami, sering kali aku meminta untuk sudahi saja hubunganku dengannya. Pernah kami berpisah, dan aku sangat menyesal. Hingga akhirnya aku dan dia kembali menyandang status "berpacaran", yang pastinya tidak lagi akan aku sia-siakan. Memahami dia memang tidak mudah, tapi seiring berjalannya waktu, semoga saja hati ini akan tetap memiliki rasa yang sama padanya. Rasa berdebar seperti kali pertama merasakan kehangatannya. :)
Love you, "F"
note : "F" itu ya pacar saya, Fiqi... (^.^)
- MM -