Senin, 23 September 2013

Mengingatmu (Lagi)

Merindukan kamu saat ini masih saja menyisakan sesak di dada. Berkali-kali aku mengunjungi kota perantauanmu, dalam hati aku berharap kita dapat bertemu, bertegur sapa, dan mungkin mengulang kisah kita. Namun aku segera menepis keinginan itu mengingat aku tak penting bagimu. Mengingat mungkin kamu telah bersama yang lain. Bersama idamanmu, bersama seseorang yang mengerti seutuhnya tentang kesibukanmu. Aku hanyalah manusia penuh ego, tak sanggup menahan keinginan untuk dimengerti olehmu. Namun apakah aku salah jika saat itu aku membutuhkan semangat dari orang yang aku sayangi. Apakah aku salah jika aku mencari kekuatan di sana, darimu? 
Kado ulang tahunmu masih tersimpan rapi di kamarku meski kini letaknya kupindah menjadi di atas lemari. itu kulakukan karena tak ingin melihatnya berkali-kali setiap kali aku memasuki kamar. Ingin rasanya memberikan kado itu padamu. Namun (LAGI) berat rasanya bertemu denganmu. 
Dulu, kehilanganmu aku membutuhkan waktu setahun untuk menyembuhkan hati yang luka. Sekarang aku kembali kehilangmu, berapa lama lagi waktu yang aku butuhkan untuk lepas dari sakit ini, lepas untuk menerima cinta yang lain. Entahlah....
Ada banyak hal berat yang aku lalui setelah kita berpisah. Ada banyak perasaan yang ingin aku sampaikan padamu. Namun semua kusimpan sendiri. Saat sendiri seperti ini adalah saat yang paling aku hindari. Kupastikan aku mengingatmu, dan sakit. Hanya menghela napas panjang berkali-kali yang bisa kulakukan. 
Kamu, yang di sana.... Apa kabar? Jaga kesehatanmu di sela-sela kesibukanmu. Kudoakan semoga kita selalu diam seperti ini saja, supaya luka ini tetap ada meski lama untuk mengering. Kudoakan semoga kita tetap berada di jalan masing-masing supaya tidak ada lagi yang tersakiti. Semoga kamu segera (atau mungkin sudah) menemukan tambatan hati yang memahamimu sepenuhnya. 
Maaf selama aku mengenalmu, aku tak pernah membuatmu bahagia. 
To : M. A. N. A