Bagaimana jadinya jika kita tanpa komunikasi..??
Entahlah, itu yang sedang aku pelajari. Aku berusaha semampuku memberikan kesibukan untuk setiap hariku, hanya untuk memalingkan wajah sejenak dari sebuah kerinduan yang kian menimbun.
Aku marah? Iya. Itu pasti. Namun sekali lagi aku katakan bahwa aku tak ingin membuatmu merasa terikat dengan egoku. Ya, aku tahu dan sangat tahu dengan kesibukanmu yang luar biasa di sana, aku paham dan sangat paham dengan kecanduanmu akan kegiatan di sana. Tidak, aku tidak menyalahkan itu semua karena aku tahu itulah yang kamu inginkan, itulah tentang masa depan yang ingin kau perjuangkan.
Aku hanya bisa menunggu dan diam, sesekali sesenggukan seorang diri tak ingin orang lain tahu tentang kerinduan yang mendalam ini. Betapa aku sangat ingin bertemu denganmu, meluangkan waktu untuk melihat tawamu, mendengar setiap kata yang keluar dari mulutmu dan menyaksikan setiap gerakmu. Sungguh aku hanya bisa terdiam menanti balasan pesan singkat darimu yang sering tak terbalas.
Apakah kamu di sana juga merasakan apa yang aku rasakan? Entahlah, kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri.
Sering aku ingin sekedar mengirim pesan singkat, "Sayang, aku kangen."
Yang (aku harap) akan kamu balas dengan kalimat, "Iya, sayang... Aku juga kangen... Sabar ya, sayang... Sekarang masih belum bisa ketemu..."
Hhhh...
Bukan, bukan aku tidak menerima kamu apa adanya. Aku sangat menerima kamu, apapun keadaan kamu. Aku hanya ingin sekali-kali merasa tersanjung dengan rayuanmu, layaknya sepasang kekasih yang lain. Namun aku sangat bersyukur telah memilikimu meski aku sadar kamu bukanlah seseorang yang pandai merangkai kata manis hanya untuk membuatku melayang.
Cukup dengan ucapan selamat malam darimu saja itu membuatku melayang, "Sayang tidur aja. Met malem, moga mimpi indah ya, sayang..."
Kasih, adakah kamu tahu hati ini tidak akan pernah rela melepaskanmu lagi. Namun aku ketakutan, aku takut justru kamu lah yang akan melepaskan aku. Jika itu keadaannya, bagaimana mungkin aku bisa mengekangmu? Aku tidak ingin membuatmu tersiksa hanya karena keinginanku memilikimu.
Kasih, tahukah kamu bahwa aku ingin sedikit saja menempati posisi penting di hatimu. Ingatkah kamu dulu aku pernah berkata, "Aku tahu, kalo sayang disuruh pilih antara aku, organisasi, dan sahabat, aku gak akan pernah sayang pilih. Iya kan?"
Itu mendapatkan penguatan darimu, "Iya, aku pilih organisasi dan sahabat."
Hancur seketika hati ini, ternyata aku tidak menempati sedikit saja singgasana di hatimu. Sungguh, aku sakit. Apakah saat ini pun posisiku masih tidak penting bagimu? Lalu untuk apa semua hubungan ini?
Kasih, entah mengapa hati ini ingin sekali memahamimu, menuruti keinginanmu meski itu sakit untukku. Hanya Tuhan yang tahu jawabannya.
Kasih, terima kasih untuk semua hal yang mungkin telah kau perjuangkan untuk kita.
Biarkan saja rindu ini menumpuk tak menentu, biarkan waktu yang akan menggilasnya. Sementara hati ini akan terus meminta pada Tuhan tentang masa depanmu yang cerah, aamiin... :)
- MM -